Harry Potter

Dahsyat and dangerous

Kamis, 11 Agustus 2011

Pendidikan (SUKSES)



Pengertian Pendidikan Islam
Perbincangan tentang pendidikan (1) memang tidak pernah atau bahkan tidak akan ada habisnya, hal ini terkait dengan beberapa hal dan melibatkan beberapa komponen didalamnya, yakni; pendidik, peserta didik, kurikulum, materi dan evaluasi serta masyarakat yang turut menentukan tujuan dari berlangsungnya pendidikan. Adapun dalam mendefinisikan tentang pendidikan (2), bukan berarti membuat para pakar untuk berhenti tanpa melakukan kajian, melainkan semakin menumbuhkan semangat.
Untuk menambah kejelasan tentang konsep dasar pendidikan dalam perspektif Islam, berikut akan diuraikan beberapa pengertian secara etimologi maupun terminologi yang hampir ekuivalen  dengan istilah pendidikan atau pendidikan Islam. Dalam Bahasa Arab dijumpai tiga                                             
1.      Dalam hal ini, istilah pendidikan untuk memberikan pengertian secara komprehensif terhadap konsep tarbiyah islamiyah. Secara harfiah makna tarbiyah islamiyah sendiri adalah pendidikan islam.oleh sebab itu dalam penelitian ini, pengistilahan tarbiyah islamiyah peneliti bahasakan dengan pendidikan islam agar mudah dipahami.
2.       Menurut Marimba, pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Dari definisi yang ditawarkan Marimba tersebut maka ada dua faktor yang harus ada dalam kegiatan pendidikan yaitu: pendidik dan peserta didik. Menurut Park, pendidikan adalah the art of imparting or acquiring knowledge and habit thoungh  instructional as study, pendidikan menurut Park mengalami penyempitan makna yakni pengajaran.  Lihat A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang Press: 2008), hlm. 4-5istilah yang sering digunakan untuk mengartikan pendidikan atau pendidikan Islam, yakni ta’dib, ta’lim dan tarbiyah.
3.      Kata ta’lim berasal dari kata ‘alama-ya’lamu yang berarti mengecap atau memberi tanda. Atau, bisa juga berasal dari kata  ‘alima-ya’lamu yang berarti mengerti atau memberi tanda. Kata  ta’dib berasal dari kata adabu-ya’dubu, yang berarti melatih atau mendisiplinkan diri. Sedangkan kata  tarbiyah berasal dari kata  rabba-yarbuw-tarbiyatan, yang artinya memperbaiki, mengatur, mengurus, memelihara atau mendidik.
Dari beberapa istilah diatas dapat disimpulkan bahwa kata tarbiyah berarti upaya memelihara, mengurus, mengatur dan memperbaiki sesuatu atau potensi-potensi  fitrah manusia yang sudah ada sejak lahir agar tumbuh dan berkembang mejadi dewasa atau sempurna.(4)
Namun demikian, ketiga istilah tersebut sebenarnya memberi kesan bahwa antara satu dan lainnya berbeda. Istilah ta’lim mengesankan proses pemberian bekal pengetahuan. Istilah  ta’dib mengesankan proses pembinaan terhadap sikap moral dan estetika dalam kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan martabat manusia. Dan untuk istilah tarbiyah mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental. (5)
            Abdurrohman al-Nahlawi merumuskan asal kata pendidikan justru dari kata al-tarbiyah (dari segi bahasa). Kata al-tarbiyah berasal dari tiga kata, yaitu;
pertama,  raba-yarbu yang berarti bertambah, bertambah sebagaimana dalam al-Qur’an.
kedua, rabiya-yarba yang berarti menjadi besar,
ketiga dari kata  rabba-yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga dan memelihara.
Berdasarkan ketiga kata tersebut, Abdurrahman al-Bani menyimpulkan pendidikan (tarbiyah) terdiri atas empat unsur:
1.  Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa
2.  Mengembangkan seluruh potensi
3.  Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi  menuju kesempurnaan
4.  Dilaksanakan secara bertahap.
Secara tersirat dapat dipahami bahwa pengertian tarbiyah  (pendidikan) sangat luas, hal tersebut sangat terlihat dari bagaimana para pakar mencoba memberikan definisi tentang pendidikan itu sendiri sehingga belum bisa ditemukan kesepakatan diantara  para pakar.
Kesulitan untuk mendefinisikan antara lain disebabkan oleh:
a. Banyaknya jenis kegiatan yang dapat disebut sebagai kegiatan pendidikan. Kegiatan yang dapat disebut sebagai kegiatan pendidikan secara garis besar ada tiga: (1) Kegiatan pendidikan oleh diri sendiri, (2) Kegiatan pendidikan oleh lingkungan, dan (3) Kegiatan orang lain terhadap kegiatan orang tertentu.
b. Luasnya aspek yang dibina oleh pendidikan. Adapun aspek-aspek yang dibina oleh pendidikan meliputi tiga hal: (1) Jasmani (Jism), (2) Akal (Aql), dan (3) Hati (Qalb).
Oleh karena itu untuk memperjelas pembahasan ini maka penulis mengambil definisi dalam arti sempit yakni pendidikan adalah bimbingan secara sadar yang diberikan kepada seorang agar potensi yang ada dalam dirinya dapat berkembang secara maksimal. Dari definisi tersebut diatas memperjelas bahwa pendidikan yang dimaksud adalah hanyalah bagian dari pendidikan, yakni pendidikan oleh orang lain,  pendidikan oleh diri sendiri dan pendidikan oleh lingkungan tidak disebut dengan pendidikan. Sebagaimana kita ketahui, bahwa pendidikan adalah merupakan suatu pekerjaan atau suatu usaha yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama.  Hasil dari suatu pendidikan tidak segera dapat kita lihat atau kita rasakan. Disamping itu juga, hasil akhir dari pendidikan ditentukan pula oleh hasil-hasil dari bagian-bagian dalam rumusan tujuan pendidikan, terkumpul semua nilai pendidikan yang hendak diwujudkan dalam pribadi anak didik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar